Investor asal China, Tsingshan, menyatakan niatnya untuk membangun kawasan industri terintegrasi di Kalimantan Utara (Kaltara). Sebelumnya, perusahaan ini berinvestasi di kawasan industri logam yaitu stainless steel dan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menyebutkan, rencana investasi ini sudah dipaparkan dalam rapat koordinasi (Rakor) tentang pengembangan kawasan industri di Kalimantan Utara yang digelar di Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman, Senin (17/7).
"Komitmen untuk program di Kaltara itu sekitar 28 miliar dolar AS (Rp 372,4 triliun/kurs Rp 13.300). Itu bisa untuk 5-10 tahun," kata Airlangga saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/7).
Industri Baja
Atas dukungan penuh dari pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait, perusahaan tersebut akan membangun kawasan industri yang terintegrasi di Kaltara. Mulai dari power plant, pabrik smelter yaitu industri logam (stainless steel) hingga pelabuhan. Pihak Tsingshan bahkan telah melakukan survei lapangan, meski baru lewat udara.
Perusahaan yang memiliki banyak industri logam, utamanya stainless steel di berbagai negara itu, juga siap membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan menggunakan batu bara yang dalam tahap pertama dibangun 1.000 megawatt (MW).
Sebelumnya Tsingshan sebagai perusahaan iron and steel yang sudah membuka industri di Morowali, sudah berhasil memproduksi hingga 2 juta lebih stainless steel.
from muslim bersatu http://ift.tt/2tn4p7D July 18, 2017 at 04:02PM
0 komentar