SHARE UNTUK CONTOH !! DEMI BIAYAI KULIAH ANAK, POLISI INI JUALAN NASI GORENG.



Berkarir sebagai polisi menjadi idaman banyak orang karena dipandang bisa memberikan kemapanan hidup secara materi. Namun, di tengah himpitan persoalan ekonomi seorang polisi tetap harus mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu polisi yang memanfaatkan waktu luangnya dengan memiliki usaha kuliner adalah Aiptu Sutrisno. Dia menjual nasi goreng di depan Ruko Jalan Sultan Agung sudah selama tiga tahun ini. Hal itu ungkapnya dilakukan demi membiayai dua anaknya yang sedang berkuliah. Diakuinya, anaknya Ayu Anggraeni yang berkuliah d Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) membutuhkan biaya tak sedikit.

Sutrisno saat ini bertugas di Unit Inafis Polrestabes Semarang. "Tidak bisa jika hanya mengandalkan gaji polisi, makanya saya punya ide jual nasi goreng ini, tidak perlu malu yang penting halal," ucapnya kemarin.

Dia memilih jualan nasi goreng karena senang dengan masakan Jawa. Dari kursus membuat nasi goreng dari seorang temannya itulah, membuat dirinya memutuskan untuk membuka usaha sendiri sejak tahun 2014. "Saya cuma modal kursus masak seminggu, dan kebetulan sesama penjual nasgor sudah kenal akrab. Dulunya langganan tapi saya belajar darinya," kata Sutrisno.

Dia membuka usaha ini dengan modal minim. "Saya hanya bisa modal gerobak saja sekitar Rp 2 juta. Tapi untuk lokasi masih belum tahu mau jualan di mana," jelas Sutrisno.

Berkat teman pengusaha yang dikenalnya sejak dinas di Akademi Kepolisian Semarang, dia diminta untuk menempati lahan sekitar untuk jualan. "Teman itu bernama Agus Triharto. Dia yang meminjami tempat jualan di sini. Sampai saat ini saya bersyukur sudah bisa jualan," ungkapnya yang sampai saat ini masih tinggal di rumah kontrakan di Srikaton Barat Gang 4 Semarang.

Sutrisno mengatakan dalam sehari, bisa menghabiskan tiga kilogram beras atau sekitar 50 porsi. Sedangkan untuk akhir pekan bisa meningkat hingga dua kali lipat. "Ya lumayan sudah punya pelanggan, dan biasanya kalau akhir pekan lebih ramai" kata Sutrisno yang lahir di Sidoarjo, 28 November 1968 ini. Setiap porsi nasi goreng buatannya dijual dengan harga Rp 12 ribu.

Meski jualan nasi gorengnya mulai ramai, Sutrisno berjanji tidak meninggalkan pekerjaan utamanya sebagi polisi yang sudah dijalaninya sejak 1990. "Saya biasanya setiap lepas dinas malam jualan. Itupun sebulan hanya aktif jualan sekitar 12 hari dan maksimal 15 hari," imbuhnya. Dia mengatakan akan terus berjualan nasi goreng sebagai bekal saat pensiun nanti. Apalagi, usahanya ini mendapat dukungan dari keluarga dan mereka tidak malu memiliki bapak yang bekerja sebagai polisi dan berjualan nasi goreng.[Sumber : merdeka.com]


from Info Indonesia http://ift.tt/2us5VBe August 04, 2017 at 05:07PM

0 komentar